Mengenal Situs Gunung Padang
Pernah dengar nggak sih, kalau katanya, piramida tertua di Dunia itu ada di Gunung Padang? Hal ini bener-bener jadi daya tarik tersendiri sih buat traveler. Apalagi, pecinta sejarah.
Sebagai mantan anak sejarah, aku juga menaruh rasa penasaran sejak dulu sama situs gunung padang ini. Cuma belum kesampaian aja ke sana pas masih jadi mahasiswa sejarah.
Dan yap! Baru kesampaiannya sekarang. Setelah bertahun-tahun lamanya…. Gapapa banget dooong ðŸ¤
FYI, situs gunung padang ini juga diklaim sebagai salah satu peninggalan peradaban Megalitikum terbesar di Asia Tenggara, loh! Selain sarat kisah sejarah, tentunya juga diwarnai sama banyak banget mitos dan kisah misteri lainnya.
Nggak kayak gunung pada umumnya, situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur ini merupakan sebuah kompleks punden berundak yang terdiri dari lima teras dari bebatuan andesit besar yang mencerminkan tradisi megalitik.
Berada di ketinggian 885 MDPL, dan luas area situs sekitar 3 ha. Nggak salah sih kalau dinobatkan sebagai kompleks punden berundak terbesar se-Asia Tenggara. Keren!
Kalau berkunjung ke sini, bawaannya seolah-olah lagi berada di masa prasejarah megalitikum yang penuh misteri. Susunan bebatuannya yang indah, dihiasi rerumputan hijau yang terhampar, nggak cuma bikin kita kagum, tapi juga dijamin penasaran sama sejarah masa lampau.
Dikutip dari Wikipedia, laporan pertama tentang keberadaan situs Gunung Padang ini dimuat di Rapporten van de Oudheidkundige Dienst, Buletin Dinas Kepurbakalaan pada tahun 1914.
Setelah itu, penelitian intensif baru dilakukan lagi di tahun 1979. Situs Gunung Padang ini semakin dikenal luas setelah adanya penelitian geologi yang menemukan struktur bawah tanah.
Seperti yang aku bahas di awal, situs Gunung Padang ini juga dikenal sebagai piramida tertua di dunia. Hal ini muncul dari hasil penelitian, yang memperkirakan bahwa lapisan terdalam situs ini bisa mencapai usia 27.000 tahun. Lebih tua dari Piramida di Mesir, gaes!
Situs Gunung Padang juga memiliki lima teras yang disusun bertingkat. Konon katanya, struktur bentuk itu juga yang bikin situs ini dimirip-miripin sama Piramida.
Walaupun di kemudian hari, pendapat itu jadi sangat kontroversial dan banyak disanggah sama para ahli, tapi julukan situs gunung padang sebagai piramida tertua di dunia tetap ikonik.
Para ahli menganggap, terdapat kesalahan dalam perkiraan usia situs Gunung Padang dalam penelitian terdahulu. Konsep piramida yang biasanya dikaitkan sama budaya pemakaman dan harta karun, juga dianggap nggak cocok sama budaya di Nusantara di masa lalu.
Jadi julukan piramida tertua bagi situs Gunung Padang dianggap kurang relevan.
Situs Gunung Padang berada di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Rute menuju ke situs ini sudah bisa diakses dengan mudah lewat google maps, bahkan cukup akurat. Bisa ditempuh pakai kendaraan pribadi, atau transportasi umum.
Harap bersiap ya, karena jalur yang dilalui nggak akan selalu mulus. Pastikan kendaraan pribadi dalam kondisi yang aman dan siap buat jalur berkelok dan menanjak khas pegunungan.
Kalau dimulai dari Jakarta, kamu bisa ambil rute menuju puncak Bogor, lalu menuju ke kota Cianjur. Dari situ, lanjut ke arah jalan raya Cianjur-Sukabumi dan pilih rute menuju situs Gunung Padang lewat jalur Pal Dua. Waktu tempuh dari Jakarta kira-kira bisa dicapai dalam 3-4 jam, tergantung kondisi lalu-lintas, ya.
Memasuki Dusun Gunung Padang, kamu bakalan disambut sama gapura menuju lokasi. Menurut informasinya kalau di hari biasa, kendaraan pribadi masih bisa melanjutkan perjalanan menuju kaki bukit.
Sedangkan di hari libur nasional atau akhir pekan, kendaraan pribadi harus parkir di pintu gerbang (gapura) ini, baru melanjutkan perjalanan ke kaki bukit dengan berjalan kaki atau naik ojek motor.
Harga tiket masuk ke situs Gunung Padang, berkisar Rp. 10.000/ orang dengan biaya parkir Rp. 5000 untuk sepeda motor, dan Rp. 10.000 untuk mobil pribadi. Harga bisa berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan pengelola.
Mari kita lanjutkan perjalanan!
Sesampainya di loket dan menyelesaikan pembayaran tiket masuk, kamu bakalan disuguhin sama dua jalur masuk yang bebas kamu pilih.
Jalur pertama yaitu jalur lawas, yang berupa tangga yang tersusun dari bebatuan alami berjumlah sekitar 378 anak tangga dengan kemiringan hampir 40 derajat.
Sedangkan jalur kedua, berupa anak tangga buatan yang sudah tertata lebih rapi dan tentu saja lebih landai. Cuma perlu menaiki kurang lebih 600-an anak tangga, kok.
Aku memilih lewat jalur pertama. Biar lebih kerasa vibes mendakinya. Hehehe. Cuma butuh waktu sekitar 10-15 menit nanjak, sambil beberapa kali ambil napas dan foto-foto.
Dari sini perjalanan menjelajah punden berundak terluas se-Asia Tenggara dimulai.
Sesampainya di atas, barulah kita akan disuguhi pemandangan bukit dengan hamparan batu-batuan besar yang sangat banyak. Wow banget!
Ada lima teras yang bisa kamu jelajahi satu per satu di situs Gunung Padang. Hal ini juga yang dipercaya sebagai simbol 5 tahapan spiritual bagi masyarakat setempat. Setiap teras punya susunan batu megalit berbeda dan dipercaya memiliki fungsi tertentu.
Teras pertama disebut Masijid (Masjid) atau tempat bersujud. Ini merupakan area yang lebih luas dibanding teras-teras lainnya.
Sebagai mantan anak sejarah, aku juga menaruh rasa penasaran sejak dulu sama situs gunung padang ini. Cuma belum kesampaian aja ke sana pas masih jadi mahasiswa sejarah.
Dan yap! Baru kesampaiannya sekarang. Setelah bertahun-tahun lamanya…. Gapapa banget dooong ðŸ¤
FYI, situs gunung padang ini juga diklaim sebagai salah satu peninggalan peradaban Megalitikum terbesar di Asia Tenggara, loh! Selain sarat kisah sejarah, tentunya juga diwarnai sama banyak banget mitos dan kisah misteri lainnya.
Nggak kayak gunung pada umumnya, situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur ini merupakan sebuah kompleks punden berundak yang terdiri dari lima teras dari bebatuan andesit besar yang mencerminkan tradisi megalitik.
Berada di ketinggian 885 MDPL, dan luas area situs sekitar 3 ha. Nggak salah sih kalau dinobatkan sebagai kompleks punden berundak terbesar se-Asia Tenggara. Keren!
Kalau berkunjung ke sini, bawaannya seolah-olah lagi berada di masa prasejarah megalitikum yang penuh misteri. Susunan bebatuannya yang indah, dihiasi rerumputan hijau yang terhampar, nggak cuma bikin kita kagum, tapi juga dijamin penasaran sama sejarah masa lampau.
A. Asal-Usul Penemuan
Dikutip dari Wikipedia, laporan pertama tentang keberadaan situs Gunung Padang ini dimuat di Rapporten van de Oudheidkundige Dienst, Buletin Dinas Kepurbakalaan pada tahun 1914.
Setelah itu, penelitian intensif baru dilakukan lagi di tahun 1979. Situs Gunung Padang ini semakin dikenal luas setelah adanya penelitian geologi yang menemukan struktur bawah tanah.
B. Fakta Menarik
Seperti yang aku bahas di awal, situs Gunung Padang ini juga dikenal sebagai piramida tertua di dunia. Hal ini muncul dari hasil penelitian, yang memperkirakan bahwa lapisan terdalam situs ini bisa mencapai usia 27.000 tahun. Lebih tua dari Piramida di Mesir, gaes!
Situs Gunung Padang juga memiliki lima teras yang disusun bertingkat. Konon katanya, struktur bentuk itu juga yang bikin situs ini dimirip-miripin sama Piramida.
Walaupun di kemudian hari, pendapat itu jadi sangat kontroversial dan banyak disanggah sama para ahli, tapi julukan situs gunung padang sebagai piramida tertua di dunia tetap ikonik.
Para ahli menganggap, terdapat kesalahan dalam perkiraan usia situs Gunung Padang dalam penelitian terdahulu. Konsep piramida yang biasanya dikaitkan sama budaya pemakaman dan harta karun, juga dianggap nggak cocok sama budaya di Nusantara di masa lalu.
Jadi julukan piramida tertua bagi situs Gunung Padang dianggap kurang relevan.
Lokasi, Rute, dan Informasi Tiket Masuk Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang berada di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Rute menuju ke situs ini sudah bisa diakses dengan mudah lewat google maps, bahkan cukup akurat. Bisa ditempuh pakai kendaraan pribadi, atau transportasi umum.
Harap bersiap ya, karena jalur yang dilalui nggak akan selalu mulus. Pastikan kendaraan pribadi dalam kondisi yang aman dan siap buat jalur berkelok dan menanjak khas pegunungan.
Kalau dimulai dari Jakarta, kamu bisa ambil rute menuju puncak Bogor, lalu menuju ke kota Cianjur. Dari situ, lanjut ke arah jalan raya Cianjur-Sukabumi dan pilih rute menuju situs Gunung Padang lewat jalur Pal Dua. Waktu tempuh dari Jakarta kira-kira bisa dicapai dalam 3-4 jam, tergantung kondisi lalu-lintas, ya.
Memasuki Dusun Gunung Padang, kamu bakalan disambut sama gapura menuju lokasi. Menurut informasinya kalau di hari biasa, kendaraan pribadi masih bisa melanjutkan perjalanan menuju kaki bukit.
Sedangkan di hari libur nasional atau akhir pekan, kendaraan pribadi harus parkir di pintu gerbang (gapura) ini, baru melanjutkan perjalanan ke kaki bukit dengan berjalan kaki atau naik ojek motor.
Harga tiket masuk ke situs Gunung Padang, berkisar Rp. 10.000/ orang dengan biaya parkir Rp. 5000 untuk sepeda motor, dan Rp. 10.000 untuk mobil pribadi. Harga bisa berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan pengelola.
Menjelajahi Punden Berundak
Mari kita lanjutkan perjalanan!
Sesampainya di loket dan menyelesaikan pembayaran tiket masuk, kamu bakalan disuguhin sama dua jalur masuk yang bebas kamu pilih.
Sedangkan jalur kedua, berupa anak tangga buatan yang sudah tertata lebih rapi dan tentu saja lebih landai. Cuma perlu menaiki kurang lebih 600-an anak tangga, kok.
Aku memilih lewat jalur pertama. Biar lebih kerasa vibes mendakinya. Hehehe. Cuma butuh waktu sekitar 10-15 menit nanjak, sambil beberapa kali ambil napas dan foto-foto.
Dari sini perjalanan menjelajah punden berundak terluas se-Asia Tenggara dimulai.
Sesampainya di atas, barulah kita akan disuguhi pemandangan bukit dengan hamparan batu-batuan besar yang sangat banyak. Wow banget!
Simbol 5 Tahapan Spiritual
Ada lima teras yang bisa kamu jelajahi satu per satu di situs Gunung Padang. Hal ini juga yang dipercaya sebagai simbol 5 tahapan spiritual bagi masyarakat setempat. Setiap teras punya susunan batu megalit berbeda dan dipercaya memiliki fungsi tertentu.
Teras pertama disebut Masijid (Masjid) atau tempat bersujud. Ini merupakan area yang lebih luas dibanding teras-teras lainnya.
Di sini juga kamu bisa menemukan susunan batu besar yang berdiri tegak (menhir) yang berjajar rapi. Konon katanya, di area inilah dilakukan persiapan sebelum melakukan ritual di teras selanjutnya. Karena di teras satu ini dipercaya sebagai teras pembuka hati, sebelum memasuki area yang lebih sakral.
Kalau kamu pernah dengar, ada batu gamelan yang bisa mengeluarkan bunyi unik di Gunung Padang, nah di teras ini adanya. Satu terletak di sebelah barat bernama Batu Bonang. Satu lagi bernama Batu Kacapi terdapat di sebelah Timur.
Sayangnya, ada tulisan peringatan dilarang memukul batu di sekitarnya, gaes. Jadi kamu ga boleh asal, ya! Kecuali sudah dapat izin dari pengelola.
Kalau kamu pernah dengar, ada batu gamelan yang bisa mengeluarkan bunyi unik di Gunung Padang, nah di teras ini adanya. Satu terletak di sebelah barat bernama Batu Bonang. Satu lagi bernama Batu Kacapi terdapat di sebelah Timur.
Sayangnya, ada tulisan peringatan dilarang memukul batu di sekitarnya, gaes. Jadi kamu ga boleh asal, ya! Kecuali sudah dapat izin dari pengelola.
Naik lagi ke teras ketiga, atau teras batu kujang. Nah di teras ini ada sebuah batu yang memiliki ukiran berbentuk kujang, yaitu senjata khas masyarakat Sunda. Menurut informasinya, ukiran di batu ini diklaim terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan manusia.
Masih di teras yang sama, ada sebuah batu besar yang dikenal sebagai batu tapak maung. Dalam hal ini, Maung dipercaya bukan berasal dari bahasa Sunda yang artinya harimau, gaes.
Lanjut ke teras keempat, yaitu teras batu Kanuragan. Menurut kisah yang beredar, siapa aja yang berhasil mengangkat batu ini, maka keinginannya bakalan terkabul.
Kamu percaya nggak? Tapi, kembali lagi, ini hanya sekadar mitos ya, gaes.
Memasuki teras terakhir, yaitu tahap paling puncak. Teras Singgasana Raja. Puncak dari punden berundak situs Gunung Padang yang merupakan teras paling tinggi dan sakral.
Pemandangan di atas sini yang paling indah, sih. Apalagi kalau lagi cerah. Hamparan perbukitan dan bebatuan, terlihat seolah dekat dengan langit yang luas.
Dimaknai sebagai pencapaian tertinggi dari proses spiritual yang sudah kita jalani dari teras awal hingga ke puncak. Yaitu kedekatan dengan alam dan Sang Pencipta.
Kesimpulan
Berwisata ke situs Gunung Padang bukan cuma soal melihat batu-batuan kuno. Di sini, kamu juga bisa merasakan perpaduan antara sejarah, budaya, dan juga alam semesta.
Dari mendaki punden berundak, hunting foto, sampai mendengar cerita magis yang mengelilinginya, semuanya bisa jadi paket lengkap yang bisa menemani liburanmu.
Kalau kamu berencana ke Jawa Barat, coba deh sempetin waktu buat mampir ke sini. Siapa tahu, perjalananmu ke situs Gunung Padang bukan cuma menambah koleksi foto. Tapi juga membuka wawasan baru tentang betapa kayanya warisan budaya kita.
Post a Comment
Post a Comment