banner

Menyeberang ke Pulau Lihaga, Potongan Surga di Sulawesi Utara

15 comments
Pulau Lihaga Sulut


Minggu lalu, saat deep talk sama suami malam-malam, tetiba dia merencanakan buat menyeberang ke Pulau Lihaga. Sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang berada di Likupang Barat, Sulawesi Utara. Setelah diskusi beberapa hal, akhirnya aku mengiyakan ajakan suami. Tentu aja! Kapan lagi, kan? Hehe.

Tanpa banyak protes, langsung lah kami mempersiapkan perlengkapan dan lain-lainnya yang pasti bakalan dibutuhkan di sana. Berhubung kami bakal pergi sama dua anak balita, tentu aja perlengkapannya jauh lebih banyak dan rempong. Yaaa begitulah serba-serbinya travelling bareng anak-anak.


Dari Pelabuhan Munte Menuju Pulau Lihaga


Dari Tondano, kami melakukan perjalanan pagi hari menuju ke Likupang. Ditempuh selama kurang lebih satu setengah jam. Sesampainya di Likupang, langsung menuju ke Pelabuhan Likupang Munte. Rencananya sabtu itu, kami bakal menaiki kapal pelni gratis yang cuma ada hari sabtu dan minggu. Aku pernah bahas ini di postingan sebelumnya waktu ke Pulau Bunaken.


Pelabuhan Munte

KM Gandha Nusantara 13 yang rencananya bakal kami tumpangi ini, memang punya kuota khusus buat 100 orang wisatawan menuju ke Pulau Lihaga dan sekitarnya. Tapi dengan syarat, harus mendaftar terlebih dulu kurang lebih seminggu sebelum keberangkatan. Bahkan ada juga yang booking sebulan sebelum hari keberangkatan.

Nah berhubung rencana kami bisa dibilang dadakan karena nekat datang tanpa booking kapal, maka dari itu kami pun sudah bikin plan B, kalau nantinya sampai di Likupang kuota kapal sudah penuh dan kami nggak bisa ikut naik. Tapi memang sudah rezekinya ketemu sama orang-orang baik, kami akhirnya diizinkan naik ke kapal, karena kuota memang masih mencukupi ya gaes yaaa…

Setelah proses pendaftaran, mengisi data pribadi masing-masing penumpang dan arahan-arahan lainnya, kami dan rombongan peserta lainnya menunggu di dalam ruangan. Jadwal berlayarnya kapal ini dimulai pukul 10.00 WITA, dan penumpang mulai bergantian menaiki kapal di jam 10 kurang 20 menit.

Selain wisatawan, ada beberapa warga lokal juga yang ikut menyeberang ke pulau-pulau di sekitar Lihaga. Kalian tenang aja, KM Gandha Nusantara 13 ini bakalan mengantarkan wisatawan ke Pulau Lihaga dan bakalan kembali menjemput sekitar pukul 15.00 WITA lagi. Jadi, bisa puas-puasin dulu deh menikmati wisata alam Pulau Lihaganya.

Nah, bagi kalian yang tertarik buat mencoba fasilitas kapal Pelni ini gratis menuju pulau Lihaga, jangan lupa booking dari jauh-jauh hari, ya! Apalagi yang dari luar Pulau Sulawesi. Jangan dadakan kayak kami! Hehe. Bisa coba hubungi ke nomor ini 0813-1256-1116 (Kapten Heri). Dijamin seru dan menyenangkan.

Fasilitas di Pulau Lihaga


Pasir putih

Menyeberang ke Pulau Lihaga, cuma ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit sampai 1 jam saja, tergantung kondisi cuaca dan gelombang. Karena waktu itu air laut masih surut, kapal nggak bisa sandar di dermaga. Alhasil, kami melanjutkan perjalanan ke pulau pakai speed boat yang memang sudah tersedia.

Sesampainya di pulau Lihaga, kami langsung disambut sama jernihnya air laut dan pasir putih yang super lembut. Ini yang jadi ciri khasnya Lihaga. Berbeda sama Bunaken yang jauh lebih mendunia, Pulau Lihaga sendiri punya pasir putih yang bener-bener halus mirip bedak bayi! Asli.

Sampai Lihaga, setiap penumpang melanjutkan registrasi, per-orang 50.000 rupiah. Walaupun tak berpenghuni, fasilitas di pulau seluas 8 hektar ini sudah lumayan lengkap loh, Gaes. Sambil duduk-duduk di bawah pohon rindang, kita bisa pesan berbagai makanan di lihaga beach club atau cafe container yang jadi salah satu ikon pulau lihaga di media-media sosial.

Buat teman-teman Muslim, tetap pastikan pesan makanan halal, ya! Atau bakalan lebih nyaman juga kalau bawa bekal aja dari rumah. Mau bebakaran? Boleh juga. Di sini juga disewakan alat-alatnya.

Selain fasilitas tempat makan, tersedia juga fasilitas menginap model glamping, dimulai dari harga RP. 1.500.000 per-malam. Bagi yang lebih suka camping dengan peralatan sendiri juga boleh, loh. Tenang, di sini juga dilengkapi fasilitas toilet dan kamar mandi yang bersih.

Dan yang cukup bikin aku terkejut, ada fasilitas musola juga buat ibadah. Ini jarang aku temui sih di tempat-tempat wisata di sini. Ya walaupun agak sempit karena dijadikan tempat penyimpanan kasur-kasur juga, tapi sudah lumayan banget loh! Bersih dan nyaman buat solat.

Jalan yang jauh, jangan lupa solat!

Lihaga beach club


Bagi yang penasaran sama destinasi bawah lautnya, bisa menyewa speed boat dan peralatan snorkeling-nya juga di sini. Ini juga bisa sekalian sama guide-nya ya. Katanya sih, pemandangan bawah lautnya nggak kalah cantik sama Taman Laut Bunaken.

Selain itu, ada juga fasilitas penyewaan canoe transparan. Jadi, kita juga bisa menikmati jernihnya bawah lautan tanpa menyelam, gaes! Cocok ni buat yang nggak pandai renang, tapi suka penasaran sama pemandangan bawah lautnya. Kayak aku… hehehe.

Buat yang mau kelilingin pulau, tenang aja, ada jogging track yang nyaman buat kita jalan kaki, kok. Kalau tanpa foto-foto, mungkin kita bisa habisin waktu sekitar 15 menit doang buat kelilingin pulau Lihaga ini. Tapi, yakin nggak mau foto-foto di spot yang cantik-cantik itu?

Mengukir Memori Bersama

Meskipun terkesan dadakan, ada beberapa hal penting juga yang memang sudah kami perhitungkan dalam trip kali ini. Dan, Alhamdulillah, kami selalu dipertemukan sama orang-orang baik yang banyak bantu kami juga.

Alhamdulillah juga, anak-anak terbiasa sama perjalanan panjang semacam itu. Jadi, mengukir memori bersama di pulau tak berpenghuni pun berhasil kami lalui dengan nyaman. Eits, walaupun nggak berpenghuni, bukan berarti pulau Lihaga ini menyeramkan, loh! Ini cuma secuil keajaiban ciptaan Allah yang ada di Sulawesi Utara, Gaes!

Asli cantik banget. Cobain deh ke sini. Marijo ka Lihaga!
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

15 comments

  1. Wah beneran selembut bedak bayi ya pasirnya, wkwkwk. Asli sih ini mah cocok buat healing mbaak. Hasil fotonya juga bagus² ya didukung pemandangan yg cantik. Lumayan juga ya harga sewa kamarnya. Tapi, worth it lah sama fasilitas dan pemandangannya, hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebay bet ya mba. Wkwkwk. Tp beneran, dibanding pasar pantai putih lain yg pernah aku datengin, ini terlembut dan ternyaman. 😁

      Delete
  2. MasyaAllah, Indonesia mang best ya keindahan alamnya. Impianku bisa travelling ke pulau kaya pulau Lihaga ini. Pantainya bersih dan bagus banget, belum banyak orang yang kesana juga kah..sepi keliatannya seperti private island.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Termasuk masih sedikit sih mba orang yg datang. Disana juga nggak berhamburan warung2 makan kyk di kebanyakan tempat wisata. Cuma ada cafe itu doang. Masih nyaman bgt lah buat healing2.

      Delete
  3. Saya selalu suka melihat pantai-pantai di Indonesia bagian timur, pasir putih dan ombak yang tenang, cocok untuk duduk sendiri, ngopi, dan menulis puluhan puisi tentang cinta. wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eaaak.. Cocok nih buat dapetin inspirasi nulis terbaik. Jgn lupa datengnya jg sama yg terkasih, biar makin dapet inspirasinya.

      Delete
  4. baru aja denger kemarin pak Sandiaga Uno bilang kalo Likupang itu salah satu destinasi super prioritas yang ada di Indonesia..masyaallah dan sekarang langsung baca pengalaman mba Dewy yang kesana..jadi kepingiiinn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa betul mba, Likupang jadi salah satu destinasi super prioritas. Pantainya cantik2. Yuk main ke sini.. 😁😁

      Delete
  5. Indah banget memang pulau-pulau di Indonesia ini. Beruntungnya Mbak Dewy bisa kompakan sama Paksu buat traveling menjelajahi pulau Lihaga. Semoga suatu saat bisa juga berpetualang ke sana. Aamiiin

    ReplyDelete
  6. masyaallah cantik sekali pantainya. Saya suka membaca artikel-artikel seperti ini, mengenalkan Indonesia, salah satunya dari keindahan pantainya, Semoga suatu saat bisa berkunjung kesana

    ReplyDelete
  7. Duh mba bkin envy deh, belum pernah ke Sulawesi dan masya Allah ya pantai nya indah sekali. Pasir putih yang bkin pengen rebahan disitu deh

    ReplyDelete
  8. Wisata pantai atau ke pulau terpencil adalah favorit wisata keluargaku. Gak hanya seru sih, juga ada sensasi tersendiri gitu... Terus memorinya itu lho... sulit dilupakan, apalagi bareng keluarga.... Keindahan alam Indonesia memang sulit tertandingi ya

    ReplyDelete
  9. Aku belum pernah nemu nih pasir pantai yang super halus kayak bedak bayi. Tapi aku coba zoom fotonya nih, kayaknya emang halus banget kayak debu ya mbak. Duh aku jadi pengen ke Lihaga nih.

    ReplyDelete
  10. Ini betul-betul healing ya, Kak. Jauh dari keramaian ke tempat nan jauh di Mato namun tetap merasakan kenyamanan dengan view dan fasilitas yang nyaman

    ReplyDelete
  11. sampai harus booking jauh-jauh hari dulu ya mbak, kalau mau ke sana. Ada momen menyeberang pulang juga. Sekilas, nampak banget kalau pantainya bagus dan bersih. Suka pasir putihnya

    ReplyDelete

Post a Comment