banner

Saat Orang tua Khawatir Karena Anak Malas Sekolah. Apa Penyebabnya?

Post a Comment
Penyebab



Akhir-akhir ini, si sulung yang bulan maret lalu baru berusia 5 tahun, lagi ada di fase malas-malasnya sekolah. Dari yang susah dibangunin lah. Bilang sakit lah. Sampai akhirnya bilang kalau dia malas sekolah.

Agak kaget, sih. Karena dari awal, dia yang jauh lebih semangat pengin sekolah. Sampai nentuin pilihan sekolahnya sendiri juga. Tentunya setelah dikasih penjelasan baik-buruknya, ya. Kebetulan kami cuma punya dua pilihan sekolah yang sesuai.

Sebagai orang tua, awalnya cuma menanggapi dengan santai. Mengira dia emang lagi bosan aja sama kegiatan sekolahnya. Tapi kok lama-lama semakin nggak bersemangat. Bahkan akhirnya, sampai menolak sekolah. Bener-bener menolak.

Tentu dong kami mulai bertanya-tanya dan khawatir. Apa yang menyebabkan si sulung bersikeras menolak berangkat sekolah? Kenapa anak malas sekolah? Apa jangan-jangan, ada yang membuat dia nggak nyaman di sekolah? Apa yang salah?

Mencari Tahu Alasan Anak Malas Sekolah

Keputusan kami buat menyekolahkan Mas Khalfan di sekolah formal, tentunya juga sudah melalui kesepakatan bersama. Apalagi, antusiasnya sendiri dari sebelum daftar tuh sudah menggebu-gebu banget. Bertepatan juga sama usianya yang sudah cukup, jadi lah kami daftarkan dia ke sekolah pilihan.

Singkat cerita, sekolah dimulai sejak Juli yang lalu. Dengan murid kelas A yang kurang dari 10 orang aja. Sayangnya, hari demi hari murid kelas A semakin berjatuhan alias menghilang. Entah karena alasan apa. Dan tersisalah cuma tiga orang aja, Bun. Dari bertiga yang tersisa, Mas Khalfan yang terganteng. Karena dua lainnya cantik-cantik.

Sejak itu sih, aku sebagai ibunya juga sudah membatin, gimana kalau nanti Mas Khal bosan sekolah karena teman-temannya pada menghilang. Dugaan sementara aku, hal ini yang jadi salah satu faktor alasan Mas Khalfan nggak semangat sekolah sekarang.

Lalu, gimana kami sebagai orang tua harus menanggapi urusan anak malas sekolah ini? Ya jelas kami mencari tahu alasan malas versi anaknya sendiri dulu. Jadi, di rumah aku coba tanya pelan-pelan, alasan dia malas sekolah. Dan jawaban awalnya flat aja, "nggak papa, kan kemarin udah." Hehehe.

Agak lucu tapi nyebelin juga ya. Tapi beneran, deh, kalau jawaban ini muncul hampir setiap hari, ya bikin bingung juga. Ini anak maunya apa, sih. Kenapa coba.

Lain waktu aku coba tanyakan lagi, apa di sekolah ada anak yang nakal, memukul atau membuatnya nggak nyaman. Mas Khalfan pun jawabnya nggak. Tapi malas aja, karena sekolahnya nggak seru. Nggak seru katanya, Gaes! Asli sedih sih pas dia jawab begitu.

Introspeksi Peran Orang Tua

Setelah mendengar alasan malas sekolah versi Mas Khal, aku dan suami langsung introspeksi lagi. Kira-kira apa yang salah dari sikap atau perkataan kita sebagai orang tua terkait sekolah anak ini. Kalau menurut orang-orang terdekat, mungkin Mas Khal malas sekolah karena sejak kecil sudah terlalu sering belajar.

Kalau menurut aku, mungkin ini ada benarnya. Tapi nggak sepenuhnya. Jadi, sejak usia tiga tahun Mas Khal memang kami daftarkan kelas hafalan surat pendek secara daring. Selain itu, kami juga belajar di rumah dengan konsep ibuku guruku, mengikuti modul kurikulum pra sekolah online. Kedua kelas ini mengajar dengan metode yang cukup menyenangkan. Jadi anak pun bisa menjalaninya serasa lagi bermain.

Apalagi sebelum mendaftar juga kami selalu meminta persetujuan dari Mas Khal dulu. Setelah sebelumnya kami melihat dan mempelajari sama-sama tentang kelas itu. Selama menjalaninya pun Mas Khal antusias dan happy-happy aja. Apalagi kalau ibunya yang jadi guru. Dia senang. Tapi kembali lagi, mungkin ini jadi kelalaian kami sebagai orang tua yang menyekolahkannya terlalu dini.

Berdiskusi dengan Anak Dari Hati ke Hati

Padahal, masih usia TK, tapi kenapa anak malas sekolah? Di saat seharusnya anak seusia dia senang bermain sama teman-temannya di sekolah, tapi ternyata setiap di sekolah Mas Khal selalu murung dan menyendiri. Nggak mau bergabung sama teman-temannya yang lain.

Berkali-kali aku coba melakukan pendekatan lagi ke Mas Khal, dan jelas tanya kenapa. Tapi jawabannya tetap sama, malas dan nggak seru. Katanya, jauh lebih seru sekolah sama ibu. Hmmm..

Diskusi dengan Pihak Sekolah

Akhirnya aku coba diskusikan sama pihak sekolah. Supaya bisa ditelusuri bareng-bareng, sekiranya ada yang bikin dia nggak merasa nyaman di sekolah. Yaaa.. Jawaban dari pihak sekolah sih, cukup masuk akal. Cuma kurang memuaskan bagiku. Dahlah, nggak perlu dijabarkan di sini.


3 Kemungkinan Sebab Anak Malas Sekolah

Kemungkinan


Setelah cukup banyak hal kami diskusikan, terutama antara aku dan suami. Kami menyimpulkan ada tiga poin yang bikin Mas Khal malas sekolah.

Karena jawaban si anak pun tetap sama, "malas dan nggak seru", lalu kami beranggapan kalau memang sekolahnya nggak seseru harapan si kecil saat akan masuk sekolah. Hmm, sedih sih. Sulit untuk dijelaskan kegalauan ini.

Kesulitan Berkomunikasi

Hal utama yang kami yakini berperan penting di sini, adalah sulitnya berkomunikasi bagi Mas Khalfan. Di sekolah, semua teman dan guru-guru terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa daerah. Sementara Mas Khal, terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Dia paham bahasa daerah. Beberapa percakapan sehari-hari dalam bahasa daerah pun dia sudah bisa. Bahkan sering diucapkan. Tapi kalau kami perhatikan lagi, saat memulai bersosialisasi, dia dan teman-temannya jadi susah nyambung. Dan berujung Mas Khalfan yang menjauh.

Separation Anxiety

Istilah ini kami dapatkan dari hasil penelusuran, dan bukan vonis langsung dari ahlinya, ya. Menurut sumber, separation anxiety biasa terjadi pada anak usia TK yang mulai nggak nyaman sama lingkungan barunya. Karena terbiasa sama ibu dan orang-orang terdekatnya di rumah. Saat harus berkumpul dengan orang-orang baru, dia jadi merasa kesulitan beradaptasi.

Mungkin juga, karena sebelumnya sekolah secara daring di rumah dengan ibu sebagai gurunya. Tentu saja aku bisa lebih fokus ke Mas Khal. Sementara di sekolah, fokus gurunya nggak bisa cuma ke dia saja. Ditambah masalah bahasa tadi, alhasil Mas Khal jadi kesulitan mencerna pelajaran.

Memang mas Khal terlihat kesulitan menceritakan lagi apa yang dia kerjakan di sekolah. Padahal biasanya, dia suka bercerita apapun kegiatan yang sudah dia lalui hari itu. Terutama kalau urusan main. Dia anak yang mudah bercerita, tapi kalau tentang sekolah dia tiba-tiba jadi nggak fokus dan diam.

Kehilangan Minat

Di awal, Mas Khal terlihat antusias banget buat sekolah. Bahkan kalau harus libur karena ada sesuatu hal yang mendesak pun, dia sampai nangis menolak libur. Tapi semakin ke sini, semakin anak malas sekolah. Berujung benar-benar menolak bangun di pagi hari dan menangis saat harus ke sekolah.

Karena merasa kurang nyaman sama lingkungan sekolahnya, kemungkinan besar bikin Mas Khal jadi kehilangan minat sekolah. Nggak ada yang bisa ngebooster semangatnya saat sekolah.

"Buat apa sekolah? Kan kemarin udah!" katanya.

Atau…

"Nggak mau sekolah ah, nggak seru."

Tips Mengatasi Anak Malas Belajar

Tiada lain selain berdoa, bersabar, dan terus berusaha, Mom! Sebagai orang tua tentunya jadi ngerasa bingung dan sedih juga karena hal ini. Tapi siapa lagi yang akan mendukung dan membersamai anak kalau bukan orang tuanya?

Terus Bangun Komunikasi yang Baik

Sejauh ini, Mas Khal termasuk anak yang suka bercerita. Apapun hal yang membuatnya bersemangat, selalu disampaikan berulang-ulang ke bapak atau ibunya. Dan bercerita itu bikin dia happy.

Tapi soal alasannya malas sekolah, memang terasa sulit banget buat digali. Orang tua pasti punya kekhawatiran anaknya dirundung ya kalau di sekolah, tapi Mas Khal bilang nggak. Nggak ada yang nakal, nggak ada yang memukul dan sebagainya. Aku sih percaya kalau Mas Khal sudah bilang yang sebenarnya.

Tapi di sini, kami tetap harus lebih bersabar dan berusaha lagi menggali pelan-pelan apa yang membuatnya nggak nyaman di sekolah. Bisa jadi, ada hal yang nggak terduga, kan? Semoga nggak seperti kekhawatiran kami.

Memberi Motivasi dan Pengertian pada Anak

Setelah beberapa kali kami menuruti keinginan Mas Khal untuk bolos sekolah, tapi kali ini kami tetap mendorongnya untuk berani menghadapi masalah. Tentunya dengan tetap mendampingi dan meyakinkannya bahwa orang tuanya tidak berlepas tangan dan membiarkan dia kesulitan sendiri. Dia tetap harus masuk sekolah.

Walaupun masih belum sepenuhnya menikmati hari-hari di sekolah. Tapi kami percaya perlahan-lahan dia mampu. Dan kami ingin menegaskan kalau masalah itu bukan untuk dihindari melainkan dihadapi dengan berani.

Bekerjasama dengan Pihak Sekolah

Karena ini berkaitan sama kegiatan sekolah, mau nggak mau, kami juga harus tetap menjalin kerjasama yang baik sama pihak sekolah. Mencari tahu dan berusaha memberikan suasana belajar dan bermain yang nyaman bagi Mas Khalfan. Terutama di sini dalam hal komunikasi atau bahasa.

Melatih Keterampilan Sosial Sederhana

Karena ada kemungkinan Mas Khal sulit beradaptasi di lingkungan sekolahnya, jadi kami sebagai orang tua merasa perlu untuk kembali melatih kemampuan bersosialisasinya sejak dini. Selain mengajari dan melatih percakapan bahasa daerah, kami juga mengajaknya bergaul dengan orang lain.

Sebenarnya, ini sudah kami ajarkan sejak dia mulai bisa berkomunikasi. Hanya saja, di lingkungan rumah kami nggak banyak anak seusianya. Bahkan nggak ada. Terlebih kami merantau jauh dari sanak saudara.

Kami juga menggali lagi cara agar dia mudah mengutarakan pendapat ketika meminta bantuan, mengekspresikan emosi atau harus menolak sesuatu. Terutama sama orang lain selain orang tuanya. Huhh, sesungguhnya ini PR banget sih buat orang tuanya.

Semoga masalah anak malas sekolah ini segera bisa kami atasi bersama. Yuk mom, sharing hal apa aja yang sekiranya bisa jadi masukan bagi kami yang masih minim ilmu ini. Ceritain pengalaman kalian ya, parents! 
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

Post a Comment