banner

Pesona Taman Nasional Bunaken yang Mendunia

16 comments

"Minggu depan ada tamu dari pusat yang mau ke Bunaken. Mau ikut sekalian nggak?" tanya Suamiku saat itu.

Jawaban pertama yang muncul dipikiranku jelas, menerima tawaran suami buat ikut. Secara, sudah lima tahun lamanya menetap di Sulawesi Utara, aku cuma bisa menikmati keindahan Taman Nasional Bunaken yang ternama ini dari jarak 18 km di pinggir pantai.

Cuma kelihatan pucuknya doang, Gaes. Lalu sisanya, cuma dengar dari cerita suami yang sudah lebih dulu pernah ke sana. Jujur aja, jiwa mamak-mamak doyan jalan ini meronta-ronta kepengin juga ikut ke sana. Hehe.

Nah, beberapa kali suami sempat menawarkan ikut trip ke Taman Nasional Bunaken ini, saat kebetulan ada tamu dari pusat yang juga pengin berkunjung ke sana. Lain waktu, suami juga menawarkan ikut open trip tiga pulau sekalian. Bunaken, Siladen dan Naen.


View Bunaken
Pemandangan Manadotua-Bunaken-Siladen dari Gunung Tumpa


Semuanya terdengar menarik, ya. Tapi pada kenyataannya, ada dua anak kecil mungil yang juga harus aku jadikan bahan pertimbangan buat ikut trip menyeberangi lautan itu. Terlebih, karena aku sendiri masih harus berjuang melawan rasa takutnya menyeberangi lautan. Huh.

Tentang pesona si Taman Nasional Bunaken yang sudah mendunia ini, memang bikin penasaran, sih. Beberapa kali kami sudah sempat mendaftar open trip juga. Tapi beberapa kali itu pula tripnya gagal karena satu dan lain hal. Yang aku percaya, memang belum waktu yang tepat aja sih. Allah belum mengizinkan.

Setelah Lima Tahun

Yap, setelah pergulatan batin yang cukup alot dan banyak pertimbangan lainnya, akhirnya aku pun memutuskan buat nerima tawaran suami tadi.

Ini setelah kita ngobrol banyak tentang kemungkinan risiko ini dan itunya ya, Gaes. Karena mengingat kami akan menyeberangi lautan sama anak-anak, yang memang bakalan jadi pertama kalinya pula buat mereka naik kapal cepat selama lebih dari satu jam perjalanan laut.

Wow. Ini cukup bikin aku panik, sih. Berkali lipat kepanikannya dibanding saat memutuskan bawa anak-anak mendaki. Takut anak-anak merasa nggak nyaman, mabuk laut, trauma dan kepanikan-kepanikan lainnya. Wajarlah ya, emak-emak.

Bahkan ketakutan aku tentang anak-anak jauh lebih besar dibanding rasa takut aku sendiri sama lautan. Hehe. Beruntung, saat hari H keberangkatan Allah kasih cuaca cerah dan gelombang laut yang cukup tenang.

Taman Nasional Bunaken

Bunaken Island


Jam 6 pagi, aku dan rombongan (suami dan dua anak) turun dari kota Tondano menuju Manado. Sampai di Dermaga Kawasan Megamas Manado sekitar jam 7.30-an, lalu menunggu beberapa penumpang lain yang juga kawan kantornya suami di Manado.

Menurut Wikipedia, Taman Nasional Bunaken ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari Taman Nasional Bunaken merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan yang meliputi lima pulau, Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nain, dan Siladen.

Setelah semua peserta lengkap dan sudah dilakukan pendataan ulang, akhirnya keberangkatan menuju Pulau Bunaken pun kami lanjutkan. 

Cara Menuju Taman Nasional Bunaken

Untuk akses ke Taman Nasional Bunaken sendiri ada beberapa cara yang aku ketahui. Pertama, kalau pengin menikmati private trip kita bisa menyewa kapal cepat yang rata-rata dipatok harga 1,5 juta perhari. Bisa lebih, sesuai kapasitas kapal ya, gaes.

Yang kedua, bisa ikut open trip yang sudah menjamur banget dan mudah didapat. Rata-rata, mematok harga 200-250 ribu per-orang. Biasanya kalau ini bakal mengunjungi tiga pulau sekaligus. Pastinya seru sih karena bakal ketemu sama banyak teman baru.

Cara ketiga, bisa naik taksi laut. Yang ini termasuk backpacker friendly juga, nih. Dengan harga 25 ribu aja kita sudah bisa berangkat ke Taman Nasional Bunaken. Minusnya, taksi laut ini nggak beroperasi setiap hari, cuma di hari senin, kamis dan sabtu. Beroperasi di jam 9 WITA dan kembali di hari yang sama di jam 18.00 WITA.

Kalau kita memilih menggunakan taksi laut, kemungkinan besar kita bakalan bisa bertemu dan berinteraksi langsung sama kebanyakan warga Bunaken. Biasanya, mereka menggunakan taksi laut ini untuk berbelanja kebutuhan dan lain-lain di Manado.

Selain ketiga cara tersebut, ada satu cara lagi yang tentunya jauh lebih seru dan menantang. Dan kudu dicatet, nih. Pakai cara ini, GRATIS, gaes! Siapa coba yang nggak tertarik.

Yap, bagi kalian yang jiwa petualangnya tinggi, pasti tertarik sih buat coba cara yang ini. Yaitu menumpang di Kapal Rede KM. Gandha Nusantara 18. Kapal ini biasanya hanya beroperasi di hari sabtu dan minggu.

Kapal Rede ini memang disediakan oleh KSOP Manado dan Kementerian Perhubungan untuk mengangkut masyarakat menuju Bunaken, Siladen dan Nain. Dan memang ada slot khusus buat mengangkut wisatawan secara gratis. Jika tertarik buat ikut di kapal ini memang harus memesan dari jauh-jauh hari, ya!

Kalau sudah dapat slot, jangan lupa datang tepat waktu di pelabuhan Manado, Gaes. Karena 1 jam sebelum keberangkatan akan ada pendataan ulang di pelabuhan. Jangan lupa ya, kapal ini bisa mengangkut kita secara gratis. Jadi ikuti aturan mainnya. Hehe.

Setelah sampai di Dermaga Bunaken, kita bisa melanjutkan perjalanan menuju spot wisata Taman Nasional Bunaken dengan taksi laut ya, Gaes. Biasanya, akan dikenakan tarif sesuai jumlah penumpang.

Semua cara menuju Taman Nasional Bunaken di atas belum termasuk biaya masuk spot wisata dan persewaan alat-alat snorkeling, ya. Kecuali kalau ikut open trip tertentu yang memang sudah include hal lain-lainnya tadi.

Bersandar di Siladen hingga Bunaken

Tujuan awal dari trip kami adalah pulau Siladen, masih di kawasan Taman Nasional Bunaken. Sejak bersandar aja sudah disambut sama hamparan pasir putih dan pemandangan beberapa resort yang langsung menghadap ke laut.

Pulau Siladen


Katanya, resort-resort mewah itu kebanyakan diisi sama Warga Negara Asing yang memang bertujuan mengeksplore dunia bawah laut di Taman Nasional Bunaken.

Sayangnya, kapal bersandar nggak terlalu lama di Siladen. Padahal, lumayan bikin betah. Apalagi buat si sulung yang memang doyan banget main di pantai.

Perjalanan dilanjutkan lagi menuju dermaga wisata Bunaken yang baru aja diresmikan sama Pak Presiden bulan Januari kemarin. Buat yang sandar lama di sini dan pengin nyobain berenang di laut, bisa deh langsung nyemplung dari sini. Air biru jernihnya seolah memanggil-manggil banget.


Dermaga


Eits, tapi tetap utamakan keselamatan, ya. Buat yang nggak jago renang mending duduk diem aja nikmatin pemandangan lautnya. Asyik juga kok.

Setelah puas mengambil foto di sana, rombongan kami kembali melanjutkan perjalanan lagi ke spot selanjutnya. Yaitu restaurant pinggir pantai yang juga menyediakan persewaan alat snorkeling, guide dan kamera bawah laut.

Di sini, perlengkapan snorkeling disewakan rata-rata diharga 150 ribu per-orang. Buat pemula, sangat disarankan melakukan penyelaman ditemani guide. Satu orang guide bisa disewa diharga 150 ribu buat satu rombongan.

Kalau mau hasil foto bawah laut yang lumayan ciamik, penyewaan go pro dipatok seharga 350 ribu. Selepas snorkeling, hasil foto bakalan langsung di share ke ponsel masing-masing.

Nah, setelah kelar bernegosiasi dan rombongan juga sudah bersiap dengan perlengkapan renangnya, kita langsung diantarkan berlayar ke spot snorkeling tujuan, nggak jauh dari tempat pertama bersandar tadi.

Pemandangan bawah lautnya Bunaken sudah nggak perlu ditanya lagi lah, ya. Walaupun aku sendiri memilih buat nggak ikut nyemplung, tapi dari atas kapal pun kita bisa menikmati panorama lautan yang berwarna biru jernih. Beruntung cuaca lagi cerah-cerahnya waktu itu.


Snorkeling
Foto diwakilin Pak Suami dulu ... :)


Beragam ikan-ikan pun bermunculan menampakkan wujudnya waktu aku dan anak-anak melempari makanan dari atas kapal. Alhamdulillah, anak-anak juga aman dari mabuk laut kayak yang aku panikin di awal.

Padahal di atas kapal yang sedang parkir, gelombang semakin mendayu-dayu. Bikin kapal bergoyang cukup kencang. Ibunya aja sudah hampir melambaikan tangan. Dua bocah malah happy-happy aja di atas laut. Masya Allah.

Oh iya, durasi snorkeling waktu itu nggak dibatasin ya, Gaes. Sak puasmu asal kuat. Asyik banget, kan? 
Tapi, ingat main, harus ingat pulang juga dong. Jangan lupa juga sama waktu solat.

 

Pulang dengan Keceriaan

Saat gerimis mulai berjatuhan dan langit semakin gelap karena tiba-tiba mendung, rombongan kembali naik ke atas kapal dan memutuskan buat balik ke resto. Ini gegara perut juga sudah mulai keroncongan, sih.

Jangan lupa juga, oleh-oleh kegosongan kulit siap dibawa pulang. Hehehe. It's okay. Kami tetap pulang dengan semangat yang sudah kembali terisi.

Akhirnya, setelah lima tahun tinggal di Sulawesi Utara, jadi juga deh menginjakkan kaki di Taman Nasional Bunaken. Kalau ada kesempatan lagi buat balik ke sini, aku mungkin nggak mau ngelewatin  lagi kesempatan buat menikmati keindahan alam bawah lautnya.

halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

16 comments

  1. MasyaAllah, indah banget Bunaken. Pantes saja sampe terkenal ke luar negeri dan banyak bule tertarik buat mengeksplor keindahannya di sana.
    Semoga suatu saat bisa traveling ke Bunaken dan destinasi wisata lainnya di sekitar sana

    ReplyDelete
  2. Wah bagus banget ya mba. Dulu pernah sekali ke Manado sayang banget nggak sempat ke Bunaken. Moga suatu hari nanti berkesempatan maen ke sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Waah dari manado udah deket bgt tuh tinggal nyebrang. 😂

      Delete
  3. Bunaken sejak dulu terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Dan, dari postingan ini saya ikut merasakan keindahan Bunaken.

    ReplyDelete
  4. Seru sih ini, tapi kalo udah berkaitan dengan nyebrang laut alias kudu naik kapal auto mikir dua kali sih wkwkwk soalnya aku beneran ga berani banget, meski pake pelampung juga kalo udah jatoh tuh rassnya napas susah bgt (pengalaman naik banana boots) wkwkkw

    ReplyDelete
  5. Taman laut bunaken benar-benar membuat kit atakjub ya, Kak. Apalagi ada banyak hal yang bis dinikmati, terkhusus pemandangan bawah laut dengan snorkeling. Menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Pak. Rasa takut saat menyebrangi lautannya terbayar sih sama keindahan setelahnya. Masyaallah...

      Delete
  6. Indah banget ya Taman Nasional Bunaken, rasanya pengen bisa ke sana. Tapi kalau ke sana kayaknya aku prefer pake jasa trip biar ada arahan dan lebih nyaman pas main di lautnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini juga lebih seru sihh.. Jadi banyak temen baru biasanya..

      Delete
  7. masyaAllaah, bunaken ini jadi destinasi impianku juga lho hikss, pengen banget bisa kesana, masih masuk wishlist dulu sambil doa dikencengin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bs disegerakan dan dimudahkan buat kesini ya mba... Aamiin..

      Delete
  8. Keren banget destinasi wisata ini, ya, Mba. Mulai dari kekhawatiran hari keberangkatan sampai akhirnya kembali ke kediaman bikin mupeng, deh. Heheh. Btw, buat yang gratisan itu dapat infonya dimana, ya, Mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, maapin aku baru liat komen lagi. Kalau mau ikut yang kapal pelni gratis biasanya bisa hubungi dl ke nomer ini 081215787121 (Bowo). Boleh dicoba mba 😁

      Delete

Post a Comment