banner

Menikmati Suasana Malam Bulan Ramadan di Pasar Ramadan Tondano

Post a Comment
Pasar ramadan

Kalau biasanya, bulan Ramadan identik sama pasar Ramadan yang buka menjelang waktu berbuka puasa, nah sekarang giliranku menikmati suasana malam di pasar ramadan Tondano, nih.

Jadi, masih di Kampung Jawa Tondano, ada satu pasar ramadan yang memang baru dibuka setelah selesai salat tarawih sampai jam 11 malam atau sampai habis. Tentu saja aku antusias banget nih mau berkunjung ke sana.

Secara, semenjak jadi perantau di kota yang mayoritas penduduknya Non-Muslim, saat-saat bulan ramadan atau lebaran gitu terasa sepi banget di lingkungan tempat tinggalku. Rasa-rasanya tuh, nggak ada suasana-suasana ramadan dan lebaran yang ramai kayak di kampung halaman. Kecuali kalau lagi di lingkungan masjid, ya.

Tapi, Alhamdulillah, aku jadi bisa merasakan indahnya kebersamaan dan toleransi di sini. Seru, sih.

Suasana Malam di Pasar Ramadan Tondano


Sejak dulu, taunya pasar ramadan di kota ini cuma ada di depan Masjid Kyai Modjo, Kampung Jawa Tondano. Ternyata remaja masjid Jami Baitul Makmur pun punya program pasar ramadan malam yang seru! Yang vibesnya anak muda banget. Hahaha.

Jadi, kemarin malam akhirnya aku mengunjungi pasar ramadan Tondano di halaman masjid Jami Baitul Makmur. Tepatnya berada di Kampung Jawa Tondano, Lingkungan I, Kecamatan Tondano Utara. Nggak jauh-jauh banget sih dari Masjid Agung Al Falah Kyai Modjo yang lebih terkenal.

Masjid Jami
 
Pasar ramadan Tondano ini dibuka untuk umum sejak hari ke-lima puasa kemarin. Jadi, memang nggak langsung di hari pertama. Dan memang yang jualan nggak sebanyak pasar ramadan Kampung Jaton.

Mereka buka setelah salat tarawih di Masjid Jami Baitul Makmur selesai. Uniknya, yang berjualan di sini memang lebih banyak pemuda. Pun yang berkunjung. Ya, walaupun ada juga satu dua orang-orang yang lebih dewasa atau bisa dibilang tua. Hadeh.

Stand-stand jualannya berjajar di halaman masjid Jami Baitul Makmur, tepat di depan panggung. Semua stand mengelilingi beberapa buah meja makan lesehan. Yang tentu saja dipenuhi sama geng-geng anak muda dengan outfit seusai tarawih.

Rasanya, datang ke sini tuh seperti menemukan suasana ramadan baru di Tondano. Berasa jadi anak muda lagi, tapi bawa dua bocah. Haha.

Menu-menu yang tersedia di pasar ramadan Tondano juga cukup lengkap. Dari camilan ringan, sampai makanan berat. Bahkan ada kopi-kopian juga.

Mencicipi Miedal hingga Dimsum


Saat berbuka puasa, biasanya aku memang cuma makan camilan ringan dan minuman. Nah, pas banget setelah salat tarawih perutnya mulai keroncongan meminta dikasih makan lagi setelah berpuasa seharian.

Suamiku memilih untuk memesan Miedal. Bukan kadal, ya! Ini semacam perpaduan antara mie dan tinutuan alias bubur manado. Bedanya cuma penambahan mie dalam tinutuan. Dan menurut referensi yang aku baca, nama miedal itu merupakan singkatan dari kata 'mie dan lain-lain'. Waw. Sangat fenomenal ya... 

Seporsi miedal di sini bisa didapatkan seharga Rp. 13.000 saja. Murah banget, nggak?

Mie dan lain-lain

Aku sendiri, karena nggak pengin makan berat, tapi pengin kenyang, akhirnya coba memesan Dimsum mentai dan dimsum original untuk anak-anak. Seporsi kecil dimsum original berisi 3 pcs, bisa didapatkan seharga Rp. 11.000, sedangkan dimsum mentai seharga Rp. 13.000. Kalau mau yang lebih besar, isi 6 seharga Rp. 16.000.

Menu lain

Aku juga memesan roti bakar, jus mangga, dan kopi latte. Semua makanan dan minuman yang aku pesan, semua enak. Nggak ada yang gagal, sih. Cukup buat mengisi perut.

Selain menu-menu yang aku sebutkan tadi, ada juga menu-menu lain yang nggak kalah menarik. Dari sate, nasi bakar, misuke (jasuke), tinutuan, pisang goroho, kentang, teh poci, pop, ice, kopi, susu, dan masih banyak lagi.

Bagiku sih, suasana malam yang ramai dengan saudara seiman, bikin berasa di rumah. Ada rasa haru, sedih, juga senang saat berbaur di sana.

Mungkin, perasaan kayak gini cuma bisa dirasain sama para perantau yang jauh dari keluarga dan kerabat saat momen-momen ramadan gini, ya. Wallahu'Alam

Alhamdulillah, walaupun di sini kami menjalani puasa ramadan tanpa sanak saudara, tapi berkumpul dan berbaur sama saudara seiman saat salat berjamaah atau sekadar berkunjung ke pasar ramadan, semacam menambah energi positif baru buat kami.

Selain dapat mencicipi makanan dan suasana malam di pasar ramadan Tondano, bonusnya adalah, kami berasa kembali jadi anak muda buat beberapa saat. Hehe.

Kalau kamu sedang menjalankan puasa ramadan, dan masih bisa berkumpul sama keluarga dan sahabat, banyak-banyak bersyukur dan nikmatilah.

Tapi, kalau kamu sedang merasakan kesepian, menjalankan ibadah puasa ramadan di perantauan tanpa sanak-saudara, coba deh temui saudara seimanmu di perantauan. Kunjungi masjid-masjid, ngobrol sesama jamaah, atau datang ke pasar-pasar ramadan kalau ada. Karena dengan begitu, lumayan berhasil mengobati rasa rindu.

Oh ya, kalau kalian kebetulan lagi berkunjung ke kota Tondano saat ini, coba deh nongkrong malam di pasar ramadan Tondano, di halaman Masjid Jami Baitul Makmur.
halodwyta
Halo, aku Dewi Yulia. Suka jalan-jalan, sambil review makanan dan tempat-tempat seru lainnya.

Related Posts

Post a Comment