“Ya ampun, kakinya gatel emang kalo nggak pergi-pergi.”
Itu tadi baru sebagian kecil celetukan dari beberapa kawan. Belum ada satu bulan tinggal di sini, tapi memang naluri keluyurannya sudah menggebu-gebu banget. Hehe
Kesenangan orang kan beda-beda, ya. Lagian kalau aku nggak jalan-jalan mulu, ini blog lama-lama bisa jadi sarang laba-laba lagi. Halah, alesan.
Alun-alun Gadobangkong
Seperti alun-alun pada umumnya, alun-alun Gadobangkong merupakan ruang terbuka publik yang di dalamnya terdapat banyak banget aktivitas sosial masyarakat. Ramai, hampir setiap saat.Alun-alun Gadobangkong terletak di Jalan Kidang Kencana, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Letaknya persis di pinggir pantai. Jadi kebayang kan view-nya secantik apa?
Katanya, alun-alun Gadobangkong ini baru saja resmi diserahterimakan pengelolaannya di bulan September kemarin. Masih fresh banget lah…
Nggak heran kalau spot wisata baru yang jadi lebih estetik ini bakalan diserbu banyak banget pengunjung hampir setiap saat. Terutama saat menjelang senja.
Tentunya, landmark Alun-alun Gadobangkong sudah dipastikan penuh sama pengunjung yang bergantian mengabadikan gambar dengan latar belakang lautan lepas.
Oh iya, buat bisa masuk dan menikmati pantai di sini juga gratis ya, gaes, ya. Cuma ada biaya parkir saja. Normalnya buat kendaraan roda dua cuma dua ribu rupiah dan lima ribu rupiah buat mobil.
Menikmati Sunset Palabuhanratu
Sebagai pecinta pemandangan matahari tenggelam, tentu dong aku nggak mau melewatkan pengalaman baru menikmati sunset di Alun-alun Gadobangkong. Apalagi cuma butuh lima menit doang dari rumah. Ya masa nggak didatengin.
Setelah suami pulang kerja dan menyiapkan piranti-piranti mancing manianya, kami langsung gas menuju ke Alun-alun Gadobangkong.
Berbekal smartphone, beberapa jajanan buat anak-anak, dan sampailah kami di area parkir Alun-alun Gadobangkong yang cukup luas dan tertata rapi.
Tujuan pertama tentu dong landmark Alun-alun Gadobangkong duluan. Tapi sayangnya semua foto di landmark ini bocor. Ramai banget orang.
Setelah foto-foto di landmark bertuliskan Alun-alun Gadobangkong, kami melanjutkan perjalanan memasuki pintu gerbang dan menuju bibir pantai.
Di pantai berpasir coklat ini banyak banget pedagang kaki lima yang berjualan. Banyak juga pengunjung dan warga sekitar yang beraktivitas. Dari berenang, bermain bola bahkan cuma memandangi pemandangan lautan di depannya.
Ada banyak juga perahu nelayan yang sandar di pinggiran pantai berpasir coklat itu. Semakin sore, deburan ombaknya semakin kencang dan air laut semakin pasang.
Di sekitaran alun-alun juga masih banyak banget pedagang yang berjualan. Dari berbagai macam kuliner sampai mainan anak. Ada juga penyewaan mobil remot dan motor listrik. Juga ada arena bermain anak, perosotan balon.
Semuanya tampak ramai, mungkin karena lagi hangat-hangatnya. Jadi di setiap sudutnya terasa lumayan sesak. Sayangnya, sudah ramai juga sampah-sampah yang berserakan di sana.
Padahal, pemandangan menuju senja di Alun-alun Gadobangkong ini cantik banget. Apalagi pas momen matahari seolah-olah tenggelam di lautan lepas. MasyaAllah.
Sebagai pengunjung biasa, apalagi aku yang termasuk orang baru di sini, jujur sangat menyayangkan sih. Tempat sebagus dan se-estetik ini nggak dijaga kebersihannya. Padahal masih terhitung baru.
Alun-alun Gadobangkong ini bisa banget dijadikan pilihan salah satu tempat nongkrong seru di Palabuhanratu. Apalagi buat menikmati sunset bersama keluarga atau orang tersayang.
Bangunannya yang tertata rapi, harusnya bisa lebih dijaga kebersihannya, ya. Apalagi pemandangan lautnya juga jadi nilai tambah. Kan sayang kalau sampah yang berserakan masuk dalam frame saat mengabadikan foto di sana.
Kalau berkunjung ke sini, nggak perlu bingung-bingung cari jajanan sambil santai nikmati pemandangan. Banyak pedagang yang berjualan di sana. Tinggal pilih dan nikmati sembari duduk santai diterpa embusan angin pantai.
Arena bermain anak pun cukup lengkap dan tentu menarik minat anak-anak banget. Pokoknya, lengkap lah.
Terlepas dari sedikit kekurangannya itu, sejauh ini Alun-alun Gadobangkong masih jadi destinasi wisata favorit sih buat aku menghabiskan waktu menanti senja.
Yuk, mari sama-sama kita jaga kebersihan di tempat-tempat wisata yang mulai berkembang ini. Kita jaga dan rawat juga fasilitas umum yang ada di sana, supaya bisa dimanfaatkan sesuai dengan kegunaannya.
Tapi kalau kata aku mah, jangan ragu deh datang ke Alun-alun Gadobangkong saat menuju senja.
Setelah suami pulang kerja dan menyiapkan piranti-piranti mancing manianya, kami langsung gas menuju ke Alun-alun Gadobangkong.
Berbekal smartphone, beberapa jajanan buat anak-anak, dan sampailah kami di area parkir Alun-alun Gadobangkong yang cukup luas dan tertata rapi.
Tujuan pertama tentu dong landmark Alun-alun Gadobangkong duluan. Tapi sayangnya semua foto di landmark ini bocor. Ramai banget orang.
Setelah foto-foto di landmark bertuliskan Alun-alun Gadobangkong, kami melanjutkan perjalanan memasuki pintu gerbang dan menuju bibir pantai.
Di pantai berpasir coklat ini banyak banget pedagang kaki lima yang berjualan. Banyak juga pengunjung dan warga sekitar yang beraktivitas. Dari berenang, bermain bola bahkan cuma memandangi pemandangan lautan di depannya.
Ada banyak juga perahu nelayan yang sandar di pinggiran pantai berpasir coklat itu. Semakin sore, deburan ombaknya semakin kencang dan air laut semakin pasang.
Di sekitaran alun-alun juga masih banyak banget pedagang yang berjualan. Dari berbagai macam kuliner sampai mainan anak. Ada juga penyewaan mobil remot dan motor listrik. Juga ada arena bermain anak, perosotan balon.
Semuanya tampak ramai, mungkin karena lagi hangat-hangatnya. Jadi di setiap sudutnya terasa lumayan sesak. Sayangnya, sudah ramai juga sampah-sampah yang berserakan di sana.
Padahal, pemandangan menuju senja di Alun-alun Gadobangkong ini cantik banget. Apalagi pas momen matahari seolah-olah tenggelam di lautan lepas. MasyaAllah.
Sebagai pengunjung biasa, apalagi aku yang termasuk orang baru di sini, jujur sangat menyayangkan sih. Tempat sebagus dan se-estetik ini nggak dijaga kebersihannya. Padahal masih terhitung baru.
Alun-alun Gadobangkong ini bisa banget dijadikan pilihan salah satu tempat nongkrong seru di Palabuhanratu. Apalagi buat menikmati sunset bersama keluarga atau orang tersayang.
Bangunannya yang tertata rapi, harusnya bisa lebih dijaga kebersihannya, ya. Apalagi pemandangan lautnya juga jadi nilai tambah. Kan sayang kalau sampah yang berserakan masuk dalam frame saat mengabadikan foto di sana.
Kalau berkunjung ke sini, nggak perlu bingung-bingung cari jajanan sambil santai nikmati pemandangan. Banyak pedagang yang berjualan di sana. Tinggal pilih dan nikmati sembari duduk santai diterpa embusan angin pantai.
Arena bermain anak pun cukup lengkap dan tentu menarik minat anak-anak banget. Pokoknya, lengkap lah.
Terlepas dari sedikit kekurangannya itu, sejauh ini Alun-alun Gadobangkong masih jadi destinasi wisata favorit sih buat aku menghabiskan waktu menanti senja.
Yuk, mari sama-sama kita jaga kebersihan di tempat-tempat wisata yang mulai berkembang ini. Kita jaga dan rawat juga fasilitas umum yang ada di sana, supaya bisa dimanfaatkan sesuai dengan kegunaannya.
Tapi kalau kata aku mah, jangan ragu deh datang ke Alun-alun Gadobangkong saat menuju senja.
Post a Comment
Post a Comment